Kamis, 28 Februari 2013

Kisah Sukses Ina Cookies


Apa sih Ina Cookies?
Ina Cookies adalah suatu perusahaan pembuat kue kering yang terkenal di Indonesia. Ina Cookies berdiri pada tahun 1998. Perusahaan ini didirikan oleh Hj. Rr. Ina Wiyandini. Perusahaan ini telah merekrut sekitar 400 orang karyawan dengan produksi per hari mencapai 4.000 stoples kue kering. Untuk membuat kue-kue tersebut, perusahaan ini membutuhkan sekitar 30 ton tepung terigu. Ada sekitar 85 jenis kue kering yang dipasarkan Ina Cookies.

Cerita di balik kesuksesan Ina Cookies        

Pendiri perusahaan kue kering Ina Cookies adalah Hj. Rr. Ina Wiyandini. Beliau lahir di Jakarta, 24 Juli 1963. Bersama suaminya yang bernama Rahmat Basuki, seorang lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, beliau membangun kerajaan bisnisnya dari bawah.
Pilihan menggantungkan hidup dengan menjadi pebisnis tak hanya dipicu oleh                      cita-cita sejak muda. Kegagalan bisnis yang dijalankan suaminya menjadi pendorong utama. Bisnis Jahe Gajah yang dilakoni sang suami terpuruk sejak tahun 1997.
Bisnis pembuatan kue kering dijalaninya dari bawah. Modal awalnya, hanya berasal dari uang pensiunan sang suami yang memilih pensiun dini dari PT. Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) pada tahun 1998.
Saat memulai, menurut Ibu Ina, beliau dan anak-anaknya terpaksa tidur dengan oven-oven kue karena kediamannya tak bisa menampung peralatan-peralatan tersebut. Perlahan tapi pasti, kue-kue yang diproduksi Ibu Ina mulai dikenal banyak orang. Menuirut beliau, pemasaran kue-kue saat itu beredar dari mulut ke mulut.
Ia mulai menemui persoalan saat pesanan terus meningkat. Modal dari  awal yang dimiliki tak lagi mencukupi sehingga membuatnya memutar otak. Satu-satunya cara yang ada saat itu adalah mencari pinjaman dari bank. Namun, hal tersebut tak mudah, selain karena tidak adanya akses, bank juga meminta jaminan. Beliau, atas izin dari ayahnya, memutuskan untuk menggadaikan rumah satu-satunya sebagai jaminan kepada bank. Awalnya, sang ayah tidak setuju dan lebih menyarankan Ibu Ina mencari sumber dana yang lain.
Kemudian Ibu Ina datang ke bank dan  mengurus prosedur penerimaan kredit. Namun, masalah tidak berhenti sampai di situ. Pihak bank tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan dana pengembangan bisnis yang diperlukan. Dari sekitar Rp 200 juta yang dibutuhkan, bank hanya member Rp 75 juta. Walau begitu, Ibu Ina tetpa maju karena mendapat motivasi serta bantuan dari keluarganya.
Setelah mendpat modal untuk menambah peralatan dan bahan baku, akhirnya bisnis yang dilakoninya lambat laun merangkak naik dan dengan label Ina Cookies, produk-produknya meraih kesuksesan.
Saat ini, produksi dipusatkan di sebuah rumah berlantai 6 di Jalan Bojong Koneng Atas 8, Cikutra, Bandung. Selain menjadi tempat produksi, rumah tersebut juga digunakan sebagai tempat pemasaran kue kering yang yang sudah mencapai 80 rasa.
Sang suami, yang merupakan lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, pun tidak tinggal diam. Dia memberikan dukungan dalam mengembangkan bisnis kue kering ini. Arahan ini menjadi penting, karena Bapak Rahmat memiliki bekal pengalaman saat menjalankan bisnis Jahe Gajah di Cirebon. Bapak Rahmat pulalah yang mendesain bentuk kemasan unik dengan berbagai bentuk masjid dan mobil.
  Saat in, Ina Cookies mempunyai sekitar 400 karyawan dengan produksi per hari mencapai 4.000 stoples kue kering. Untuk memenuhi produksinya, Ina Cookies membutuhkan sekitar 30 ton tepung terigu!
Pada tahun 2007, 4 kontainer kue kering buatannya sudah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Selain itu, Ina Cookies juga telah masuk pasar Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan. Beliau mengaku, sampai saat ini, Ina Cookies belum bisa memenuhi permintaan yang terus mengalir hingga saat ini.

1 komentar: