Apa sih Ina Cookies?
Ina Cookies adalah suatu perusahaan pembuat kue kering yang terkenal di
Indonesia. Ina Cookies berdiri pada tahun 1998. Perusahaan ini didirikan oleh
Hj. Rr. Ina Wiyandini. Perusahaan ini telah merekrut sekitar 400 orang karyawan
dengan produksi per hari mencapai 4.000 stoples kue kering. Untuk membuat
kue-kue tersebut, perusahaan ini membutuhkan sekitar 30 ton tepung terigu. Ada
sekitar 85 jenis kue kering yang dipasarkan Ina Cookies.
Cerita di balik kesuksesan Ina Cookies
Pendiri
perusahaan kue kering Ina Cookies adalah Hj. Rr. Ina Wiyandini. Beliau lahir di
Jakarta, 24 Juli 1963. Bersama suaminya yang bernama Rahmat Basuki, seorang
lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, beliau membangun kerajaan
bisnisnya dari bawah.
Pilihan menggantungkan hidup
dengan menjadi pebisnis tak hanya dipicu oleh cita-cita sejak muda.
Kegagalan bisnis yang dijalankan suaminya menjadi pendorong utama. Bisnis Jahe
Gajah yang dilakoni sang suami terpuruk sejak tahun 1997.
Bisnis pembuatan kue kering
dijalaninya dari bawah. Modal awalnya, hanya berasal dari uang pensiunan sang
suami yang memilih pensiun dini dari PT. Industri Pesawat Terbang Nasional
(IPTN) pada tahun 1998.
Saat memulai, menurut Ibu Ina,
beliau dan anak-anaknya terpaksa tidur dengan oven-oven kue karena kediamannya
tak bisa menampung peralatan-peralatan tersebut. Perlahan tapi pasti, kue-kue
yang diproduksi Ibu Ina mulai dikenal banyak orang. Menuirut beliau, pemasaran
kue-kue saat itu beredar dari mulut ke mulut.
Ia mulai menemui persoalan
saat pesanan terus meningkat. Modal dari
awal yang dimiliki tak lagi mencukupi sehingga membuatnya memutar otak.
Satu-satunya cara yang ada saat itu adalah mencari pinjaman dari bank. Namun,
hal tersebut tak mudah, selain karena tidak adanya akses, bank juga meminta
jaminan. Beliau, atas izin dari ayahnya, memutuskan untuk menggadaikan rumah
satu-satunya sebagai jaminan kepada bank. Awalnya, sang ayah tidak setuju dan
lebih menyarankan Ibu Ina mencari sumber dana yang lain.
Kemudian Ibu Ina datang ke
bank dan mengurus prosedur penerimaan
kredit. Namun, masalah tidak berhenti sampai di situ. Pihak bank tidak bisa
memenuhi seluruh kebutuhan dana pengembangan bisnis yang diperlukan. Dari
sekitar Rp 200 juta yang dibutuhkan, bank hanya member Rp 75 juta. Walau
begitu, Ibu Ina tetpa maju karena mendapat motivasi serta bantuan dari
keluarganya.
Setelah mendpat modal untuk
menambah peralatan dan bahan baku, akhirnya bisnis yang dilakoninya lambat laun
merangkak naik dan dengan label Ina Cookies, produk-produknya meraih
kesuksesan.
Saat ini, produksi dipusatkan
di sebuah rumah berlantai 6 di Jalan Bojong Koneng Atas 8, Cikutra, Bandung.
Selain menjadi tempat produksi, rumah tersebut juga digunakan sebagai tempat
pemasaran kue kering yang yang sudah mencapai 80 rasa.
Sang suami, yang merupakan
lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, pun tidak tinggal diam. Dia
memberikan dukungan dalam mengembangkan bisnis kue kering ini. Arahan ini
menjadi penting, karena Bapak Rahmat memiliki bekal pengalaman saat menjalankan
bisnis Jahe Gajah di Cirebon. Bapak Rahmat pulalah yang mendesain bentuk
kemasan unik dengan berbagai bentuk masjid dan mobil.
Saat in, Ina Cookies mempunyai sekitar 400
karyawan dengan produksi per hari mencapai 4.000 stoples kue kering. Untuk
memenuhi produksinya, Ina Cookies membutuhkan sekitar 30 ton tepung terigu!
Pada tahun 2007, 4 kontainer
kue kering buatannya sudah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Selain itu, Ina
Cookies juga telah masuk pasar Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan. Beliau
mengaku, sampai saat ini, Ina Cookies belum bisa memenuhi permintaan yang terus
mengalir hingga saat ini.
izin copas yah kak ^^
BalasHapus