Kamis, 10 Januari 2013

Sinopsis Negeri 5 Menara

Seorang  anak Minang, Alif, melanjutkan pendidikannya di sebuah pondok di Jawa Timur, Pondok Madani. Awalnya, Alif menolak perintah  Amaknya yang bersikeras tidak menyetujui keinginan Alif bersekolah di sekolah umum. Namun, semua berubah setelah ia mendapat surat dari salah satu pamannya, Pak Etek Gindo tentang teman-temannya yang berasal dari Pondok Madani. Akhirnya, ia mau masuk pondok  yang ada di Jawa Timur itu.  

Setelah lulus dari tes yang sulit, tibalah hari pertama Alif belajar. Di hari pertamanya di pondok, Alif telah mendapatkan suatu kalimat dari Ustad Salman yang berhasil menyihir diri dan teman-temannya. Kalimat itu berbunyi Man jadda wajada; Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Dari kelas itu pula,  Alif mendapat 5 orang sahabat dari berbagai daerah  yaitu Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Madura, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Mereka disebut juga Sahibul Menara, karena mereka biasa menunggu Maghrib di bawah menara Masjid Jami’ sambil memandang awan.

Setelah 4 tahun di Pondok Madani, para anggota Sahibul Menara harus berpisah. Tentu sangat berat bagi mereka menerimanya. Tetapi hidup harus tetap berjalan. 11 tahun kemudian, Alif, Atang, dan Raja bertemu kembali di Trafalgar Square, salah satu tempat di Inggris yang mereka ketahui dari buku Reading Kelas 3 pada saat di Pondok  Madani. Di sana, mereka bernostalgia dengan ditemani kopi panas pengganti seember kopi di Pondok Madani dulu. Alif menyadari bahwa  segala impian para Sahibul Menara, yang mereka pikir hanya khayalan, menjadi nyata. Hal ini membuat Alif semakin yakin akan suatu kalimat magis yang mengubah hidupnya, Man jadda wajada.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar