Sore hari yang mendung tepat pada hari Selasa, 22
Januari 2013, di sebuah kedai kopi terkenal, Starbucks Coffee, di sebuah mal
dibilangan Bintaro Raya. Ya, hari itu merupakan sore yang sangat berkesan bagi
kelompok kami yang terdiri dari Athaya, Nadira Anamika, Checa, dan Fariz.
Karena, dengan bantuan Tante Citra, yang tak lain
adalah ibunda dari Fariz, kami dapat mewawancarai seorang penulis fenomenal
yang berhasil menginspirasi banyak orang, termasuk kami. Beliau adalah Om A.
Fuadi. Kebetulan sekali, Om A. Fuadi ini
adalah teman kuliah Tante Citra.
Penulis yang juga seorang seniman ini, mulai tertarik
untuk menulis ketika duduk di bangku SD dan SMP. Kala itu, beliau melihat Amak,
panggilan ibu di Sumatera Barat, menulis buku harian. Menurut beliau, Amaknya
menulis apa saja, dari peristiwa yang terjadi sehari-hari, resep masakan,
hingga hutang piutang. Kegiatan menulis diawali dengan menulis buku harian
ketika SD dan SMP dan mengikuti kelompok majalah kampus ketika SMA dan kuliah.
Om Fuadi mengakui bahwa keputusannya menjadi penulis
murni dari lubuk hatinya yang terdalam.
Tidak ada satupun dorongan terlebih lagi tentangan dari keluarganya maupun
kerabat-kerabatnya. Beliau mengatakan bahwa ketika menulis, ia merasa senang. Dan
menurutnya, dengan menulis kita dapat melampiaskan perasaan yang ada di dalam
hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar