Kelompok
penduduk Jakarta yang dikenal dengan masyarakat Betawi merupakan hasil
percampuran berbagai macam kebudayaan, baik dari daerah nusantara maupun
kebudayaan asing.
Orang Tionghoa
datang ke Jakarta saat masih
bernama Sunda Kelapa. Sementara itu, kedatangan berbagai etnis dari berbagai
penjuru nusantara juga dipicu oleh perdagangan yang semakin ramai di Jakarta.
Mereka datang dari Melayu, Jawa, Bali, dan daerah lainnya
yang ada di Nusantara.
Masyarakat
betawi memiliki seni gambang kromong, yang instumennya merupakan gabungan dari
unsur-unsur seni berbagai etnis.
Saat Jakarta masih bernama Batavia dan dikuasai oleh orang-orang Belanda,penduduk dibagi menjadi 2 , yaitu penduduk dalam kota/dalam benteng dan penduduk luar kota/luar benteng.
Di dalam benteng Batavia, orang non-Belanda justru menjadi mayoritas. Mereka terdiri dari orang Tionghoa dan ribuan buruh dari segala macam etnis dari berbagai daerah di Nusantara.
Kedatangan
orang – orang Tionghoa ke Nusantara sudah terjadi sejak abad ke 8 – 9 Masehi
pada zaman kerajaan Sriwijaya.
Memasuki
masa pemerintahan Batavia , banyak etnis dari berbagai daerah sengaja
didatangkan ke batavia sebagai buruh.
Khusus
untuk orang-orang Tionghoa, pemerintah Batavia menempatkan mereka di luar
benteng kota, yaitu Ommelanden.
Pemerintah
lalu mengangkat seorang Tionghoa bernama Souw Beng Kong sebagai kapiten
penduduk Tionghoa pada tanggal 11 Oktober 1619.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar